Kamis, 03 Maret 2016

Sejarah Tentang LTE....


LTE
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan 2Gdan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali diadopsi oleh operator seluler TeliaSonera diStockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009.
3GPP Long Term Evolution (LTE) dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya. LTE disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel tercepat saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai jaringan nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.
LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang pertama.
Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G. Di Indonesia, operator pertama yang menggunakan teknologi 4G ini adalah Bolt yang diluncurkan oleh PT. Internux pada tanggal 14 November2013.
Sekilas tentang LTE[sunting | sunting sumber]
LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-faktor yang menyebabkan 3GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain adalah permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data dan kualitas servis serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa depan.
3GPP LTE mewakili kemajuan besar didalam teknologi selular. LTE dirancang untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses data dan media angkut yang berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara untuk beberapa dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia unicast dan servis penyiaraan multimedia. Selain itu LTE diperkirakan dapat membawa komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan manusia saja tetapi dapat juga menyambungkan mesin.
Teknologi LTE dan layanannya[sunting | sunting sumber]
·         Teknologi LTE secara teoritis menawarkan kecepatan downlink hingga 300 Mbps dan Uplink 75 Mbps.
·         LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melalui banyak operator spektrum radio yang masing-masing sebesar 180 KHz. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang kemudian ditransmisikan secara serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil kemungkinan terjadinya efek multi path.
·         Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, kanal transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
·         LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-IP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network.
·         Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar muka dan protocol di tempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda.
Kecepatan LTE[sunting | sunting sumber]
Kecepatan maksimum LTE bisa mencapai 299.6Mbps untuk mengunduh dan 75.4Mbps untuk mengunggah. Namun, operator seluler yang telah menyediakan jaringan ini, masih membatasi kapasitas dan kecepatan untuk pelanggannya. Pemerintahan di suatu negara juga punya cara yang berbeda mengatur pengalokasian rentang pita frekuensi.
Arsitektur Jaringan dan Antarmuka dari Teknologi LTE[sunting | sunting sumber]
Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan.
Pengaturan teknlogi LTE[sunting | sunting sumber]
Transmisi data dalam LTE baik dalam arah uplink maupun downlink dikontrol oleh jaringan. Proses ini sama seperti teknologi GSM maupun UMTS. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh eNode-B.
Pengaturan Downlink[sunting | sunting sumber]
Prosedur Dasar[sunting | sunting sumber]
Perangkat LTE yang cenderung lebih data sentris akan memulai pencarian jaringan yang sesuai terdahulu. Jika perangkat tidak menemukan cell LTE maka perangkat akan menggunakan teknologi cell UMTS dan GSM.
Setelah perangkat mobile informasi untuk untuk bisa mengakses jaringan terpenuhi, maka perangkat akan melakukan prosedur attach. Prosedur attach memberikan alamat IP dan perangkat mobile mulai bisa mengirim dan menerima data dari jaringan.
Pada teknologi GSM dan UMTS perangkat bisa tersambung dengan jaringan tanpa alamat IP, namun pada teknologi LTE perangkat harus memiliki alamat IP agar tersambung dengan jaringan.
Jaringan telepon[sunting | sunting sumber]
Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya LTE menggunakan jaringan all-IP. Sedangkan telepon pada GSM dan UMTS menggunakan circuit switching. Dengan pengadopsian teknologi LTE, maka para operator harus merencanakan ulang jaringan telepon mereka. Munculah tiga pendekatan yang dapat digunakan:
·         CSFB (Sirkuit Switched Fallback): Pada pendekatan ini, LTE hanya menyediakan servis data dan ketika telepon dilakukan atau diterima maka akan kembali menggunakan circuit switching. Kerugian yang didapatkan adalah pengaturan telepon mengambil waktu yang lebih lama.
·         SVLTE (Simultaneous Voice and LTE): Pada pendekatan ini ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit switching secara bersamaan. Kekurangan pada pendekatan ini adalah ponsel cenderung memiliki harga mahal dan menggunakan konsumsi tenaga yang tinggi.
·         VoLTE (Voice over LTE): Pendekatan ini berbasis pada IP multimedia subsistem, yang bertujuan menyokong akses telepon dan multimedia melalui terminal nirkabel.
Selain ketiga pendekatan diatas, terdapat alternatif lain yang tidak diinisiasikan oleh operator yaitu , Over-the-top-content servis , menggunakan aplikasi seperti skype dan google talk untu menyediakan servis telepon bagi LTE. Walupun begitu sekarang dan beberapa masa kedapan, servis telepon masih menjadi pemasukan utama bagi operator mobile. Maka menggantungkan servis telepon LTE sepenuhnya pada OTT, merupakan suatu tindakan yang tidak akan menerima banyak dukungan dari industri telekomunikasi.
Hak cipta LTE[sunting | sunting sumber]
Menurut database milik European Telecommunications Standart Institute (ETSI), terdapat 50 perusahaan yang memiliki hak paten dari LTE.
Kekurangan Teknologi LTE[sunting | sunting sumber]
Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk infrastruktur jaringan baru relatif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.
Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu membeli mobile device baru guna menggunakan infrastruktur jaringan yang baru.
LTE di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi 3GPP tapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced.
3 operator yang sudah tercatat melakukan uji coba teknologi LTE adalah Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Walaupun begitu LTE bisa diturunkan ke pasaran kurang lebih sekitar dua tahun lagi, mengingat pemerintah yang sedang berkonsentrasi kepada teknologi WiMAX yang baru-baru ini diadopsi Indonesia.
Pada tanggal 14 November 2013, perusahaan telekomunikasi Internux meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia yaitu Bolt Super 4G LTE. Bolt menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps, lebih cepat dari teknologi EVDO Rev. Byang dimiliki oleh Smartfren yang menawarkan kecepatan akses data hingga 14,7 Mbps.[1]

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/LTE

Pelayanan di stasi Panjatan,SMP PIUS B.U Gombong


Pantang Menyerah dalam Melayani……

‘’Saat kita tunduk bertobat,menyesali dosa yang kita buat,bersujudlah dan bertobatlah agar kita beroleh selamat’’………..

Inilah petikan lagu komuni yang di bawakan oleh paduan suara SMP PIUS BAKTI UTAMA Gombong pada hari Minggu,29 Februari 2016 teman-teman dari koor SMP PIUS BAKTI UTAMA Gombong bertugas dalam pelayanan di stasi Panjatan.Peserta koor ini sangat banyak karna antusias mereka terhadap tugas pelayanan di Kapel Santa Maria Panjatan.

Para peserta pun sangat menikamati perjalanan terutama pad saat menuju kapel melihat pemandangan pegunungan yang masih asri.Jalan yang menanjak dan sesekali menurun menjadi pengalaman yang berharga.Raut wajah yang sukacita sangat terlihat pada diri peserta wlaupun lelah mereka tetap berjalan dengan kondisi jalan yang licin sekali pun.Setelah melewati perjalan yang sangat berat kami pun sampai di Kapel.Kemudian kemi mulai mempersiapkan diri untuk tugas kami.

Dalam pengantar nya Rm.Paskalis Tejo Wibowo Pr,menyampaikan bahwa :’’ jiwa pelayanan ini harus dikembangkan,ini bukti bahwa sekolah katolik tetap menjunjung nilai pelayanan pad setiap siswa’’.Dan sebelum menutup perayaan ekaisrti berakhir Rm.Tejo menyampaikan : ‘’Kita Sebagai orang katolik seharusnya menyekolahkan anak-anak kiat di sekolah katolik.kalau tidak kita sama saja kita tidak menghargai jasa para pendiri sekolah katolik ini’’Setelah selesai teman-teman pun santap siang bersama dengan romo,para guru pendamping,dan semua nya yang mengikuti koor dan pulang kembali ke SMP.

‘’Jiwa pelayanan tumbuh karna terbiasa,Jika kita terbisa melayani Tuhan maka kita pun terbiasa untuk melayani sesama’’